Pengalaman
mengesankan
Tiap manusia mempunyai
kenangan tersendiri dalam hidupnya, dalam diriku mengatakan bahwa kenangan
terindah akan terasa menyedihkan jika kita tak mampu berjumpa dengan situasi
dan kondisi indah masa lalu, akan tetapi kenangan menyakitkan akan terasa
mendapatkan peluang kebebasan ketika kita tak menjumpai di saat kemudian. Saya
akan menceritakan kisah yang terdapat pada diriku tetang masa lalu yang
bercampur lebur antara kepedihan menghadapi dan kedewasaan setelah mampu untuk
melewatinya.
Setelah lulus dari sekolah SMK jurusan
Multimedia dan bersamaan lulus dari pesantren (Pasca Amtsilati), diriku
dihinggapi perasaan yang tak menentu untuk melaju kearah mana yang terbaik
untuk melangkah, setelah membicarakan hal ini kepada teman-temanku dulu saat di
pesantren, malahan mereka mengusulkan untuk menempatkan saya sebagai pengajar di pesantren rintisan
orang tua mereka, ada yang dari daerah madura, probolinggo jawa timur, dan
terakhir teman yang berasal dari Garut, dengan pertimbangan yang sangat matang
dan atas persetujuan kedua orang tua akhirnya saya memilih di kota Garut yang ditemani dengan sahabat
dekat, setelah sampai disana teman ku mendapatkan tugas untuk mengajar dua
kelas yang pertama anak-anak kecil yang masih usia SD, dan para mahasiswi dan
sebagian ada yang berstatus dosen dengan pelajaran gramatikal Arabic, sedangkan
saya dibebani tugas untuk mengajar anak-anak SMP, mulai dari situ terukirlah
sebuah pengalaman mengajar pertama kali yang sebelumnya keberanian untuk
berbicara didepan pun tak berani tapi berkat motivasi dan semangat dari sahabat
dari situ timbul lah keberanian maju didepan, saya teringat perkataan seorang
sastrawan besar dari Lebanon yang bernama kahlil Gibran pernah mengatakan bahwa
hidup akan kering tanpa dorongan dan dorongan buta tanpa adanya pengetahuan,
pengetahuan pun sia-sia tanpa kerja, kerja akan terasa hampa tanpa adanya
cinta.
Setelah satu bulan mengajar
di kota Garut saya ditinggal pulang oleh teman ku dengan alasan menikah, yang
sebelumnya memang sudah ada perizinan pulang dari Yayasan, dengan berat hati saya
sendiri tanpa teman laki-laki seumuran
dengan ku sebab disana jarang anak muda yang deket dengan tempat tinggal
sebagai teman dikala sepi dan yang asalnya saya cuma mengajar anak-anak SMP,
murid-murid dari sahabat ku semua menjadi beban dan tanggung jawabku, di saat
tersebut saya merasakan pontang-panting menghadapi satu kelas di tambah dengan
dua kelas yang dipegang oleh sahabatku, setibanya satu bulan kemudia sahabat
dengan istrinya datang dari rumah ke Garut dan kegiatan berjalan seperti biasa.
Singkat cerita, sahabatku dan istrinya yang satu bulan kemudian balik dari Garut
ke rumahnya, sebab merasakan ketidak nyamanan tentang ekonomi akhirnya mereka pun
pulang kedua kalinya, dari situ mereka tidak diperbolehkan kembali lagi ke Garut
dengan alasan ketika sahabatku membawa istrinya, mereka semakin tidak giat
dalam menjalankan amanat apa yang ditugaskan, malahan ketua Yayasan mengatakan kepada
saya: “mas kamu saja sudah cukup, yang mengajar disini”, sedangkan saya tanpa adanya bantuan sangat-sangat kuwalahan
walaupun masih ada sahabatku pun masih pontang-panting sebab kegiatan ku bukan
hanya mengajar tapi ada juga seperti
membantu dosen mengetik bahan-bahan materi, juga menjadi TU di sekolah formal, dan
kuliah yang hanya bertahan dua semester, dsb…, Yang kurasa sangat lah padat
sekali kegiatan ku, sekalipun saya pula sendirian
di sana. Namun saya disana hanya mampu untuk bertahan selama satu tahun dengan
berat hati tanpa ada teman asli dari
penduduk jawa.
akhirnya hanya bisa ku
katakan, rasa terima kasih kepada Yayasan Diniyah Al-Amin yang berkenan menerima
kehadiranku dan penghormatannya selama saya disana, suatu yang mungkin tak
terlupakan oleh ku adalah kenangan yang mengesankan selama berada disana berupa
kepercayaan diri sekurang-kurangnya sebagai pengajar, dan juga ada kenangan
yang memilukan yang tak mampu untuk ku ungkapkan…
Tulisan ini adalah asli dari pengalaman penulis
selama berada dikota Garut, berlangsung selama
satu tahun, sebelum mendaftar di kampus STAIN kudus.
(Sambilawang , Pati)
29-mei-2013
0 komentar:
Posting Komentar